MODEL PENDAPATAN INDIVIDU

Selasa, Juli 29, 2008

Saya tidak akan bosan untuk menjelaskan model bisnis DBS karena sebagian dari member belum punya waktu untuk mendalaminya. Kali ini saya akan memperjelas segi passive income yang diperoleh dari bisnis DBS, khususnya dalam hal kecepatan mencapainya dibandingkan dengan cara memperoleh income metode konvensional.

1. Gaji yang anda terima saat ini dari pekerjaan yang anda jalani (baik di kantor/tempat usaha lainnya) memang jumlahnya lumayan, tapi membutuhkan belasan tahun untuk mencapainya (antara 20 s/d 30 tahun, tergantung pendidikan, skill dan dedikasi anda).

Resiko : PHK, Pensiun, Perusahaan Bangkrut, Usaha Gulung Tikar, maka income anda juga ikut lenyap ke udara.

2. Pendapatan dari bisnis DBS sekarang memang kecil karena jumlah downline masih sedikit.

Resiko : Penghasilan kecil (Rp 200.000/bulan), tetapi anda masih menerima gaji dari kantor/tempat anda bekerja.

3. Pendapatan anda setelah 3 s/d 4 tahun bergabung dengan DBS sudah bisa menggantikan gaji anda di kantor/tempat anda bekerja karena jumlah downline anda diperkirakan mencapai minimal 50.000 s/d 100.000 orang (tergantung keaktifan dan strategi yang anda jalani untuk mengembangkan jaringan).

Resiko kehilangan income sangat kecil karena penghasilan anda yang besarnya puluhan juta rupiah per bulan (besarnya relatif, tergantung dari kemampuan masing-masing) berasal dari transaksi yang dilakukan ribuan orang yang ada di jaringan anda. Kalau seandainya sebanyak 1.000 s/d 5.000 orang keluar dari DBS, tidak akan berpengaruh signifikan pada income anda. Itulah sebabnya, bank lebih senang memiliki 10 juta nasabah yang masing-masing hanya mempunyai tabungan Rp 100 juta (kalau ditotal Rp 1 trilyun) daripada punya 2 nasabah kakap yang masing-masing memiliki uang Rp 500 milyar. Jika bank hanya mengandalkan beberapa gelintir nasabah kakap saja dan salah satu nasabah menarik tabunganya, bank bisa kolaps seketika.

Resiko kehilangan income karena DBS bangkrut tetap ada (misalkan karena perang/chaos), sedangkan resiko karena PHK dan Pensiun tidak dikenal karena hak keanggotaan bisa diwariskan.

Point terakhir inilah yang saya sebut VISION
adanya penghasilan besar lagi mengalir dengan derasnya, meskipun baru 3 s/d 4 tahun. untuk mendapatkan inspirasi agar anda semakin bergairah menjalankan bisnis ini. , kemampuan melihat dengan mata pikiranDi sinilah letak rahasianya, penghasilan/income itu diciptakan dalam pikiran kita, melalui ide-ide yang diproduksi oleh pikiran kita. Semakin banyak ide yang anda miliki semakin besar peluang anda untuk menjadi kaya. Kabar gembiranya adalah memproduksi ide/berpikir itu gratis alias tidak bayar. Mengapa kita tidak mau setiap hari memproduksi ide/berpikir ??

Banyak orang tidak mengetahui/menyangka kekuatan bisnis DBS, padahal ini adalah peluang bisnis yang prospek ke depannya cerah. Milikilah gairah yang tinggi agar keinginan anda untuk pensiun kaya, menjadi kenyataan. Lihat kembali cerita Si Pembawa Ember

Setiap hari jaringan anda akan tumbuh, persis seperti sel kanker stadium 3 yang terus membelah diri. Anda tidak mampu menghentikan perkembangbiakannya. Malahan anda bisa mempercepatnya dengan terus-menerus merekrut sel/member baru. Inilah yang menarik, dan di sinilah kehebatan teknik pemasaran jaringan.

Bisnis jaringan ini sangat cocok untuk orang-orang yang belum berpengalaman, memiliki atau menjalankan bisnis pribadi, karena resiko finansialnya sangat kecil. Anda tidak perlu keluar uang untuk sewa tempat usaha, bayar gaji, dll. Anda cukup fokus/konsentrasi pada satu aspek saja yaitu pemasaran/penjualan. Biarkan masalah lain (operasional, kepegawaian, pelayanan komplain pelanggan, pembukuan, perpajakan, dan lain-lain) diurus oleh staff atau manajemen DBS. Kita sebagai pemegang hak berusaha (personal franchise) tinggal fokus untuk jualan dan jualan saja.

Saya harus mengucapkan terima kasih pada orang-orang yang telah memperkenalkan DBS ini melalui BOS di ITB, meskipun awalnya saya ragu, karena saya belum mendapatkan informasi secara lengkap/utuh. Kemudian saya mencari informasi di Internet untuk memperoleh keterangan/penjelasan secara lengkap, barulah saya yakin dengan bisnis ini. Itulah salah satu alasan mengapa saya memilih DBS sebagai ”skoci penyelamat/parasut cadangan” kalau parasut utama saya gagal. Meskipun anda bisa bekerja mencari uang (mengangkat ember), pertanyaannya adalah berapa lama lagi anda bisa bertahan (faktor usia yang akan menghentikan kemampuan anda mencari uang dengan cara tradisional, yaitu menukar tenaga dengan gaji/upah).

Yang penting di bisnis ini, anda tidak menghadapi berbagai resiko bisnis yang umumnya dihadapi oleh para pengusaha. Berikut ini adalah beberapa resiko usaha yang umum dialami para pengusaha :

1) Penumpukan stock yang tidak laku terjual, rusak, atau hilang

2) Tagihan yang tidak dibayar oleh pelanggan yang nakal atau curang

3) Kena palakan dari oknum/pejabat perijinan/preman lapangan (baik yang berseragam atau tidak)

4) Moral karyawan yang turun-naik dan pegawai yang keluar masuk (employee turnover)

5) Ditipu atau dicurangi oleh karyawan sendiri atau oleh pemasok

6) Keluhan/komplain dari pelanggan yang tidak puas dengan produk atau pelayanan anda

7) Biaya operasional yang terus naik serta urusan dengan kantor pajak yang bikin pusing kepala, dll.


Yang paling saya suka dari bisnis ini adalah bahwa kita di sini statusnya bukan sebagai karyawan, tetapi pengusaha (karyawan bekerja untuk orang lain, pengusaha bekerja untuk diri sendiri). Kita adalah pemilik bisnis sendiri, yang mengatur waktunya kita, tidak ada bos, tidak ada yang mengatur/menekan dan besarnya income yang ingin kita peroleh juga ditentukan oleh kita sendiri. Bahkan perkembangan bonus dan jaringan bisa kita pantau setiap hari dari waktu ke waktu melalui internet/HP. Bahkan bisa dijalankan kapan saja, dan di mana saja, karena bisnis ini tidak membutuhkan kantor (bahkan anda bisa nebeng di kantor tempat anda saat ini bekerja). Ini benar-benar suatu kemudahan yang sangat luar biasa dahsyat.

Teka-teki sederhana :
Kalau anda ingin punya omset penjualan sebesar Rp 50 juta/bulan, mana yang anda pilih :

1. Melayani 1.000 orang pembeli atau 1.000x yang masing-masing membeli pulsa Rp 50.000/bulan
atau

2. Menjual pulsa Rp 50.000/bulan kepada suatu jaringan konsumen yang anggotanya 1.000 orang


Jika anda memilih cara pertama, maka anda berpikir sebagai seorang pengecer (reseller), sedangkan jika anda memilih cara kedua, maka anda berpikir sebagai seorang pemasar berbasis jaringan. Pemasar berbasis jaringan tidak mau melayani 1.000x, tetapi memilih membangun jaringan yang beranggota 1.000 orang, sehingga tidak perlu melayani 1.000x tetapi tetap memperoleh hasil yang sama (omset penjualan tetap Rp 50 juta/bulan). Lebih smart bukan ??

Perbedaan lainnya adalah jika anda menjadi pengecer, anda tidak bisa pensiun karena harus melayani pelanggan terus-menerus agar tetap mempunyai income. Sedangkan dengan model bisnis jaringan, tanpa melayani pelanggan pun anda tetap bisa memperoleh penghasilan. Makanya disebut passive income. Ini perbedaan yang sangat fundamental kalau anda ingin terbebas dari kesulitan finansial. Inilah model penghasilan abad 21 yang bisa diperoleh siapa saja. Zaman dulu hanya para bangsawan dan keluarga raja yang bisa mendapatkan passive income dari aset properti atau tanahnya. Saat ini, siapa saja bisa mendapatkan passive income asal tahu caranya dan berani ambil tindakan. Passive income adalah model pendapatan yang paling ideal.

Robert Kyosaki mendefinisikan bahwa orang disebut kaya apabila passive income-nya sudah melebihi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sehingga tidak bekerja pun orang tersebut bisa mempertahankan gaya hidup seperti sedia kala (artinya kalau semula naik BMW, maka setelah tidak bekerja pun tetap naik BMW, bukan naik motor). Setiap orang pasti punya impian atau keinginan untuk mencapai tingkatan tersebut (minimal terbebas dari kesulitan secara finansial), tetapi tidak semua orang bisa mewujudkannya. Lalu apa yang membedakannya? Action atau tindakannya. Karena knowledge is something, but action is everything. Cuma tahu ilmunya atau membaca bukunya, tidak akan membuat anda jadi kaya, tetapi jika anda menjalankan atau mempraktekkan yang diajarkan di buku tersebut, barulah anda bisa mewujudkan impian tadi. Itulah sebabnya, 90% kekayaan di dunia ini hanya dikuasai oleh 5% orang yang action. Sedangkan 95% penduduk dunia, berebut sisa uang beredar yang hanya 10%. Mirip hukum Pareto (pareto law) yang mengatakan bahwa 80% pendapatan perusahaan disumbangkan oleh 20% pelanggan saja.

a. Pola pendapatan dan konsumsi rumah tangga bila hanya mengandalkan dari gaji/upah saja


Pada saat garis putus-putus (kurva konsumsi) berada di atas garis utuh (kurva pendapatan), maka anda sudah menjadi beban orang lain. Itu karena anda tidak cukup punya tabungan/penghasilan untuk menopang biaya hidup sehari-hari, sementara karena faktor usia dan kesehatan, anda tidak bisa menjual tenaga yang anda miliki ke pasar tenaga kerja (tidak laku di pasar). Ditambah kenyataan bahwa sebagian besar orang tidak mendapatkan jaminan dana pensiun yang memadai, maka tidak jarang anda akan menjumpai orang yang baru satu tahun pensiun, langsung menjual harta benda yang dimiliki (mobil, rumah, perhiasan, dll) untuk mempertahankan gaya hidupnya. Dalam ilmu ekonomi, fenomena menguras tabungan ini disebut ”dis-saving” atau menyembelih angsa. Lebih celaka lagi jika tekanan finansial menyebabkan tekanan darah anda ikut meningkat, lalu stroke. Banyak orang mengarungi kehidupan ibarat naik perahu menyusuri sungai Niagara, baru panik setelah perahunya mendekati ujung air terjun (kok dalam sekali terjun bebasnya ya ?? bisa celaka saya). Begitulah kalau hidup hanya mengalir saja.

b. Pola pendapatan dan konsumsi bila anda punya passive income (selain gaji/upah)


Grafik pendapatan anda tidak pernah turun karena pendapatan anda hanya berganti dari pendapatan aktif menjadi pendapatan pasif (dari aset yang anda kumpulkan). Jadi, selagi masih muda, kumpulkan sebanyak mungkin aset produktif (ruko, rumah kost, termasuk bisnis jaringan DBS) agar income anda tidak turun sejalan dengan bertambahnya usia. Hal paling menarik dari penghasilan yang berasal dari aset adalah bersedia bekerja 24 jam sehari, 365 hari setahun tanpa meminta cuti, tidak mengenal mogok, pensiun, sangat loyal dan tidak pernah protes kepada majikannya, bisa diwariskan ke beberapa generasi berikutnya, dan nilainya bisa terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu.

 
 
 
 
Copyright © SEPUTAR DBS